Nama :
Fransiska Audiah
Kelas/NIM :
BKI 4A/ 1721013
Dosen
Pengampu : Rafles Abdi Kusuma, M.A
Disini penulis akan sedikit menjelaskan
tentang beberapa keterampilan-keterampilan dalam Konseling.
A.
Keterampilan-Keterampilan Konseling
1. Keterampilan
Attending
Perilaku attending disebut juga
perilaku menghampiri klien yang mencakup komponen kontak mata, bahasa tubuh,
dan bahasa lisan. Adapun manfaat perilaku attending yang baik yaitu dapat
meningkatkan harga diri klien, menciptakan suasana yang aman dan mempermudah
ekspresi perasaan klien dengan bebas.
2.
Keterampilan Observasi
Keterampilan yang paling penting
yang dihasilkan atau yang diperlakukan oleh “attending” secara pribadi adalah
keterampilan mengobservasi. Mengobservasi adalah sumber dari belajar konselor
tentang klien. Konselor belajar sesuatu tentang orang atau klien melalui
observasi terhadapnya.Ekspresi verbal adalah sumber input yang paling sering
digunakan dalam proses konseling. Apa-apa yang dikatakan dan bagaimana
mengatakannya adalah merupakan tentang cara klien melihat dirinya sendiri dan
dunia di sekitarnya.
3.
Keterampilan Empati
Empati ialah kemampuan konselor
untuk merasakan apa yang dirasakan klien, merasa dan berfikir bersama klien dan
bukan untuk atau tentang klien. Empati dilakukan sejalan dengan perilaku
attending, tanpa perilaku attending mustahil terbentuk empati.Terdapat dua
macam empati, yaitu:
·
Empati primer, yaitu bentuk empati yang hanya berusaha
memahami perasaan, pikiran dan keinginan klien, dengan tujuan agar klien dapat terlibat
dan terbuka.
·
Empati tingkat tinggi, yaitu empati apabila kepahaman
konselor terhadap perasaan, pikiran keinginan serta pengalaman klien lebih
mendalam dan menyentuh klien krena konselor ikut dengan perasaan tersebut.
4.
Keterampilan Refleksi Perasaan
Refleksi adalah teknik untuk
menentukan kembali kepada Klien tentang perasaan, pikiran dan pengalaman
sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan non verbalnya.
5.
Keterampilan Eksplorasi
Eksplorasi adalah teknik untuk
menggali perasaan, pikiran, dan pengalaman Klien. Hal ini penting dilakukan
karena banyak Klien menyimpan rahasia batin, menutup diri, atau tidak mampu
mengemukakan pendapatnya. Dengan teknik ini memugkinkan Klien untuk bebas
berbicara tanpa rasa takut, tertekan dan terancam.
6.
Keterampilan Menangkap Pesan Utama
(Paraphrasing)
Menangkap pesan (paraphrasing)
adalah teknik untuk menyatakan kembali esensi atau inti ungkapkan Klien dengan
teliti mendengarkan pesan utama Klien, mengungkapkan kalimat yang mudah dan
sederhana, biasanya ditandai dengan kalimat awal : adakah atau nampaknya, dan
mengamati respons Klien terhadap Konselor.Tujuan paraphrasing adalah : (1)
untuk mengatakan kembali kepada Klien bahwa Konselor bersama dia dan berusaha
untuk memahami apa yang dikatakan Klien; (2) mengendapkan apa yang dikemukakan
Klien dalam bentuk ringkasan; (3) memberi arah wawancara Konselornseling; dan
(4) pengecekan kembali persepsi Konselor tentang apa yang dikemukakan Klien.
7.
Keterampilan Pertanyaan Terbuka
(Opened Question) dan Pertanyaan tertutup (Closed Question)
Pertanyaan terbuka yaitu teknik
untuk memancing Klien agar mau berbicara mengungkapkan perasaan, pengalaman dan
pemikirannya dapat digunakakan teknik pertanyaan terbuka (opened question).
Pertanyaan yang diajukan sebaiknya tidak menggunakann kata tanya mengapa tau
apa sebabnya. Pertanyaan semacam ini akan menyulitkan Klien, jika dia tidak
tahu alasan atau sebab-sebabnya . oleh karenanya, lebih baik gunakan kata tanya
apakah, bagaimana, adakah, dapatkah.
8.
Keterampilan Dorongan minimal
(Minimal Encouragement)
Dorongan minimal adalah teknik
memberikan suatu dorongan langsung yang singkat terhadap apa yang telah
dikemukakan klien. Misalnya dengan menggunakan ungkapan : oh.., ya.., lalu..,
terus…, dan…
9.
Keterampilan Interpretasi
Interpretasi yaitu teknik untuk
mengulas pemikiran, perasaan dan pengalaman klien dengan merujuk pada
teori-teori, bukan pandangan subyektif konselor, dengan tujuan untuk memberikan
rujukan pandangan agar klien mengerti dan berubah melalui pemahaman dari hasil
rujukan baru tersebut.
10. Keterampilan
Mengarahkan (Directing)
Mengarahkan yaitu teknik untuk
mengajak dan mengarahkan klien melakukan sesuatu. Misalnya menyuruh klien untuk
bermain peran dengan konselor atau menghayalkan sesuatu.
11. Keterampilan
Menyimpulkan sementara (Summarizing)
Summarizing yaitu teknik untuk
menyimpulkan sementara pembicaraan sehingga arah pembicaraan semakin jelas.
Tujuan menyimpulkan sementara adalah untuk: (1) memberikan kesempatan kepada
Klien untuk mengambil kilas balik dari hal-hal yang telah dibicarakan; (2)
menyimpulkan kemajuan hasil pembicaraan secara bertahap; (3) meningkatkan
kualitas diskusi; (4) mempertajam fokus pada wawancara konseling.
12. Keterampilan
Memimpin (Leading)
Agar pembicaraan dalam wawancara
konseling tidak melantur atau menyimpang, seorang konselor harus mampu memimpin
arah pembicaraan sehingga nantinya mencapai tujuan. Keterampilan memimpin
bertujuan agar Klien tidak menyimpang dari fokus pembicaraan dan juga agar arah
pembicaraan lurus kepada tujuan Konseling.






0 komentar:
Posting Komentar