Kamis, 02 Mei 2019

Keterampilan-Keterampilan Konseling


Nama                           : Fransiska Audiah
Kelas/NIM                  : BKI 4A/ 1721013
Dosen Pengampu        : Rafles Abdi Kusuma, M.A

Disini penulis akan sedikit menjelaskan tentang beberapa keterampilan-keterampilan dalam Konseling.
A.      Keterampilan-Keterampilan Konseling
1.      Keterampilan Attending
Perilaku attending disebut juga perilaku menghampiri klien yang mencakup komponen kontak mata, bahasa tubuh, dan bahasa lisan. Adapun manfaat perilaku attending yang baik yaitu dapat meningkatkan harga diri klien, menciptakan suasana yang aman dan mempermudah ekspresi perasaan klien dengan bebas.
2.      Keterampilan Observasi
Keterampilan yang paling penting yang dihasilkan atau yang diperlakukan oleh “attending” secara pribadi adalah keterampilan mengobservasi. Mengobservasi adalah sumber dari belajar konselor tentang klien. Konselor belajar sesuatu tentang orang atau klien melalui observasi terhadapnya.Ekspresi verbal adalah sumber input yang paling sering digunakan dalam proses konseling. Apa-apa yang dikatakan dan bagaimana mengatakannya adalah merupakan tentang cara klien melihat dirinya sendiri dan dunia di sekitarnya.
3.      Keterampilan Empati
Empati ialah kemampuan konselor untuk merasakan apa yang dirasakan klien, merasa dan berfikir bersama klien dan bukan untuk atau tentang klien. Empati dilakukan sejalan dengan perilaku attending, tanpa perilaku attending mustahil terbentuk empati.Terdapat dua macam empati, yaitu:
·      Empati primer, yaitu bentuk empati yang hanya berusaha memahami perasaan, pikiran dan keinginan klien, dengan tujuan agar klien dapat terlibat dan terbuka.
·      Empati tingkat tinggi, yaitu empati apabila kepahaman konselor terhadap perasaan, pikiran keinginan serta pengalaman klien lebih mendalam dan menyentuh klien krena konselor ikut dengan perasaan tersebut.
4.      Keterampilan Refleksi Perasaan
Refleksi adalah teknik untuk menentukan kembali kepada Klien tentang perasaan, pikiran dan pengalaman sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan non verbalnya.

5.      Keterampilan Eksplorasi
Eksplorasi adalah teknik untuk menggali perasaan, pikiran, dan pengalaman Klien. Hal ini penting dilakukan karena banyak Klien menyimpan rahasia batin, menutup diri, atau tidak mampu mengemukakan pendapatnya. Dengan teknik ini memugkinkan Klien untuk bebas berbicara tanpa rasa takut, tertekan dan terancam.
6.      Keterampilan Menangkap Pesan Utama (Paraphrasing)
Menangkap pesan (paraphrasing) adalah teknik untuk menyatakan kembali esensi atau inti ungkapkan Klien dengan teliti mendengarkan pesan utama Klien, mengungkapkan kalimat yang mudah dan sederhana, biasanya ditandai dengan kalimat awal : adakah atau nampaknya, dan mengamati respons Klien terhadap Konselor.Tujuan paraphrasing adalah : (1) untuk mengatakan kembali kepada Klien bahwa Konselor bersama dia dan berusaha untuk memahami apa yang dikatakan Klien; (2) mengendapkan apa yang dikemukakan Klien dalam bentuk ringkasan; (3) memberi arah wawancara Konselornseling; dan (4) pengecekan kembali persepsi Konselor tentang apa yang dikemukakan Klien.
7.      Keterampilan Pertanyaan Terbuka (Opened Question) dan Pertanyaan tertutup (Closed Question)
Pertanyaan terbuka yaitu teknik untuk memancing Klien agar mau berbicara mengungkapkan perasaan, pengalaman dan pemikirannya dapat digunakakan teknik pertanyaan terbuka (opened question). Pertanyaan yang diajukan sebaiknya tidak menggunakann kata tanya mengapa tau apa sebabnya. Pertanyaan semacam ini akan menyulitkan Klien, jika dia tidak tahu alasan atau sebab-sebabnya . oleh karenanya, lebih baik gunakan kata tanya apakah, bagaimana, adakah, dapatkah.
8.      Keterampilan Dorongan minimal (Minimal Encouragement)
Dorongan minimal adalah teknik memberikan suatu dorongan langsung yang singkat terhadap apa yang telah dikemukakan klien. Misalnya dengan menggunakan ungkapan : oh.., ya.., lalu.., terus…, dan…
9.      Keterampilan Interpretasi
Interpretasi yaitu teknik untuk mengulas pemikiran, perasaan dan pengalaman klien dengan merujuk pada teori-teori, bukan pandangan subyektif konselor, dengan tujuan untuk memberikan rujukan pandangan agar klien mengerti dan berubah melalui pemahaman dari hasil rujukan baru tersebut.


10.  Keterampilan Mengarahkan (Directing)
Mengarahkan yaitu teknik untuk mengajak dan mengarahkan klien melakukan sesuatu. Misalnya menyuruh klien untuk bermain peran dengan konselor atau menghayalkan sesuatu.
11.  Keterampilan Menyimpulkan sementara (Summarizing)
Summarizing yaitu teknik untuk menyimpulkan sementara pembicaraan sehingga arah pembicaraan semakin jelas. Tujuan menyimpulkan sementara adalah untuk: (1) memberikan kesempatan kepada Klien untuk mengambil kilas balik dari hal-hal yang telah dibicarakan; (2) menyimpulkan kemajuan hasil pembicaraan secara bertahap; (3) meningkatkan kualitas diskusi; (4) mempertajam fokus pada wawancara konseling.
12.  Keterampilan Memimpin (Leading)
Agar pembicaraan dalam wawancara konseling tidak melantur atau menyimpang, seorang konselor harus mampu memimpin arah pembicaraan sehingga nantinya mencapai tujuan. Keterampilan memimpin bertujuan agar Klien tidak menyimpang dari fokus pembicaraan dan juga agar arah pembicaraan lurus kepada tujuan Konseling.


Hanya ini yang dapat penulis tuliskan semoga bermanfaat untuk kita semua. Terima kasih.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

BTemplates.com