Kamis, 02 Mei 2019

Menerapkan Keterampilan Konseling


Konseling
Konseling adalah proses pemberian bantuan yang diberikan oleh seorang konselor kepada individu yang sedang mengalami suatu permasalahan yang tidak bisa ia selesaikan sendiri. Konseling dimaksudkan untuk memebantu klien mengembangkan beragam cara yang lebih positif untuk menyikapi hidup. Konseling juga bertujuan untuk mengantisipai berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami klien. Membantu konseli untuk memahami potensi yang ada pada dirinya.
Konselor
Konselor adalah pihak yang membantu klien dalam proses konseling. Seseorang yang ingin menjadi konselor haruslah menempuh pendidikan sebagai seorang konselor, dan juga mengikuti kursus dan pelatihan yang telah terakreditasi. Seorang konselor haruslah mengerti psikologi dan proses perkembangan mental manusia, memahami teori konseling dan pendekatan-pendekatan teoritisnya. Konselor tidak hanya berperan sebagai seseorang yang membantu menyelesaikan masalah klien. Tetapi konselor juga berperan sebagai guru, penasihat, dan konsultan yang mendampingi klien selama proses konseling berlangsung. Konselor harus dapat menerima dan memahami klien. Seperti, kepribadian klien, harapan klien, pengalaman dan pendidikan klien serta aneka ragamklien (klien sukarela, terpaksa, krisis, enggan dan klien bermusuhan atau menentang). Setiap konselor haruslah memiliki karakteristik sebagai beriku:
1.      Congruence
Pengertian congruen disini adalah seorang konselor terlebih dahulu harus memahami dirinya sendiri. Antara pikiran, perasaan, dan pengalaman harus serasi. Konselor harus sungguh-sungguh menjadi diri sendiri, tanpa menutupi kekurangan yang ada pada dirinya.
2.      Unconditional Positive Regard
Konselor harus dapat menerima klien walaupun dengan keadaan yang tidak dapat diterima oleh lingkungan. Setiap individu menjalin kehidupannya dengan membawa segala nilai-nilai dan kebutuhan yang dimilikinya. Situasi konseling harus menciptakan hubungan kasih sayang yang mendatangkan efek konstruksi pada diri klien sehingga klien dapat memiliki kemampuan dalam memberi dan menerima cinta.
3.      Empathy
Empathy adalah memahami seseorang dari sudut kerangka berfikirnya. Selain itu empati yang dirasakan juga harus ditunjukkan. Konselor harus dapat menyingkirkan nilai-nilainya sendiri tetapi tidak boleh ikut terlarut di dalam nilai-nilai klien. Seperti mampu memahami bagaimana dilema seorang klien yang melakukan hubungan seksual pranikah dengan tidak langsung menilainya sebagai perbuatan tercela dan menghakimi klien sebagai manusia hina.

Yang Bisa Menerapkan Keterampilan Konseling
Membantu memecahkan masalah orang lain, juga bisa dilakukan oleh orang yang tidak pernah menempuh pendidikan sebagai seorang konselor. Untuk menerapkan keterampilan tidak harus menjadi konselor terlebih dahulu. Melakukan konseling dan menerapkan dasar konseling dalam kehidupn sehari-hari merupakan hal yang berbeda, meskipus dalam sebuah kontinum yang sama. Sebenarnya keterampilan konseling sudah ada pada masing-masing individu. Seperti, pendengar yang baik, merasa empati, merasa simpati, tulus membantu orang lain, dan dapat dipercaya. Dalam percakapan di kehidupn sehari-hari penerapan keterampilan konseling sangatlah membantu. Agar lawan bicara bisa mengungkapkan apa yang ingin ia katakan dan juga mengungkapkan perasaan yang sedang ia rasakan.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

BTemplates.com