Konseling
Konseling adalah proses pemberian
bantuan yang diberikan oleh seorang konselor kepada individu yang sedang
mengalami suatu permasalahan yang tidak bisa ia selesaikan sendiri. Konseling
dimaksudkan untuk memebantu klien mengembangkan beragam cara yang lebih positif
untuk menyikapi hidup. Konseling juga bertujuan untuk mengantisipai berbagai
masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak
dialami klien. Membantu konseli untuk memahami potensi yang ada pada dirinya.
Konselor
Konselor adalah pihak yang membantu klien dalam
proses konseling. Seseorang yang ingin menjadi konselor haruslah menempuh
pendidikan sebagai seorang konselor, dan juga mengikuti kursus dan pelatihan
yang telah terakreditasi. Seorang konselor haruslah mengerti psikologi dan
proses perkembangan mental manusia, memahami teori konseling dan
pendekatan-pendekatan teoritisnya. Konselor tidak hanya berperan sebagai
seseorang yang membantu menyelesaikan masalah klien. Tetapi konselor juga
berperan sebagai guru, penasihat, dan konsultan yang mendampingi klien selama
proses konseling berlangsung. Konselor harus dapat menerima dan memahami klien.
Seperti, kepribadian klien, harapan klien, pengalaman dan pendidikan klien
serta aneka ragamklien (klien sukarela, terpaksa, krisis, enggan dan klien
bermusuhan atau menentang). Setiap konselor haruslah memiliki karakteristik
sebagai beriku:
1. Congruence
Pengertian congruen disini adalah seorang konselor
terlebih dahulu harus memahami dirinya sendiri. Antara pikiran, perasaan, dan
pengalaman harus serasi. Konselor harus sungguh-sungguh menjadi diri sendiri,
tanpa menutupi kekurangan yang ada pada dirinya.
2. Unconditional Positive
Regard
Konselor harus dapat menerima klien walaupun dengan
keadaan yang tidak dapat diterima oleh lingkungan. Setiap individu menjalin
kehidupannya dengan membawa segala nilai-nilai dan kebutuhan yang dimilikinya.
Situasi konseling harus menciptakan hubungan kasih sayang yang mendatangkan
efek konstruksi pada diri klien sehingga klien dapat memiliki kemampuan dalam
memberi dan menerima cinta.
3. Empathy
Empathy adalah memahami seseorang dari sudut
kerangka berfikirnya. Selain itu empati yang dirasakan juga harus ditunjukkan.
Konselor harus dapat menyingkirkan nilai-nilainya sendiri tetapi tidak boleh
ikut terlarut di dalam nilai-nilai klien. Seperti mampu memahami bagaimana
dilema seorang klien yang melakukan hubungan seksual pranikah dengan tidak
langsung menilainya sebagai perbuatan tercela dan menghakimi klien sebagai
manusia hina.
Yang Bisa Menerapkan Keterampilan Konseling
Membantu
memecahkan masalah orang lain, juga bisa dilakukan oleh orang yang tidak pernah
menempuh pendidikan sebagai seorang konselor. Untuk menerapkan keterampilan
tidak harus menjadi konselor terlebih dahulu. Melakukan konseling dan
menerapkan dasar konseling dalam kehidupn sehari-hari merupakan hal yang
berbeda, meskipus dalam sebuah kontinum yang sama. Sebenarnya keterampilan
konseling sudah ada pada masing-masing individu. Seperti, pendengar yang baik,
merasa empati, merasa simpati, tulus membantu orang lain, dan dapat dipercaya.
Dalam percakapan di kehidupn sehari-hari penerapan keterampilan konseling
sangatlah membantu. Agar lawan bicara bisa mengungkapkan apa yang ingin ia
katakan dan juga mengungkapkan perasaan yang sedang ia rasakan.






0 komentar:
Posting Komentar